Minggu, 05 Juni 2016

MANAJEMEN USAHA DAN STRATEGI PUSAT OLEH OLEH ( DEWATA) BALI



MANAJEMEN USAHA DAN STRATEGI PUSAT OLEH OLEH ( DEWATA) BALI

Dra. Entri Sulistari Gundo, M.Si.
Donald Samuel Slamet Santosa, S.Pd., M.Pd.





 










  


Oleh :
Erin Putri Mardiana           (162014004)
Jiyem                                  ( 162014017)
Desi Catur Wulandari        (162014024)



FKIP ( PENDIDIKAN EKONOMI )
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2014/2015
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Telp. (0298) 311412, Fax (0298) 31141




BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dewata Bali merupakan pusat oleh – oleh Bali yang menjual berbagai produk seperti Kaos sablon, Bordir, konveksi, dan pie susu. Pie susu ini merupakan produk terbaru dari pusat oleh – oleh Dewata. Pemilik  usaha membuat inovasi baru pie susu yang berbeda dengan tempat oleh – oleh yang lain yaitu pada resep pie susu yang tidak menggunakan gula sebagai pemanis melainkan menggunakan susu.
Pusat oleh – oleh Dewata memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan memprioritaskan kwalitas yang baik dan harga yang terjangkau. Pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatan dari masing – masing produk seperti kaos sablon, pembuatan pie susu, konveksi, dan bordir.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara merintis usaha pusat oleh – oleh Dewata Bali ?
2.      Bagaimana mempertahankan eksistensi usaha pusat oleh – oleh dewata Bali ?
3.      Bagaimana strategi pemasaran  produk Dewata Bali ?
4.      Hambatan yang di hadapi dalam menjalani usaha pusat oleh – oleh Dewata Bali ?

1.3  Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui cara merintis usaha oleh – oleh Dewata Bali
2.      Untuk mengetahui mempertahankan eksistensi usaha oleh-oleh Dewata Bali
3.      Untuk mengerti tentang strategi pemasaran oeh – oleh Dewata Bali
4.      Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam menjalani usaha oleh – oleh Dewata Bali.






BAB II
KAJIAN TEORI
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
Manajemen kewirausahaan menyakut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa  usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi diantaranya :
1.      Fokus pada pasar, bukan pada teknologi
2.      Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayaianya perusahaan
3.      Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a one-person show)
4.      Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
Strategi kewirausahaan menyakut kesesuain kemampuan internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, dimana perusahaan harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan strategis. Dalam strategi usahanya, wirausaha biasanya menggunakan salah satu strategi dari empat strategi, sebagai berikut :
1.      Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa yang baru
2.      Posisikan produk dan jasa baru tersebut pada relung pasar (niche market ) yang tidak terlayani.
3.      Fokuskan barang dan jasa pada relung yang kecil tetapi bisa bertahan
4.      Mengubah karakteristik produk, pasar dan industri.

STRATEGI USAHA
Menurut Morrisey 
Strategi ialah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan supaya dapat tercapai segala misinya.
Menurut Syafrizal.
Strategi ialah cara untuk mencapai sebuah tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor eksternal dan internal.
Menurut A.Halim.
Strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal  yang dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya.

Strategi  merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati didalam suatu perusahaan tersebut.

Ada lima strategi dalam memenuhi permintaan konsumen yaitu :
1.      Berorientasi pada pelangan.
2.      Mengutamakan kualitas.
3.      Memfokuskan perhatian dan kesenangan hidup
4.      Berorientasi pada inovasi
5.      Mempercepat waktu baik dalam menempatkan produk baru maupun dalam menanggapi keinginan konsumen.

Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:
1.    Strategi Intregasi
     Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
2.      Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3.      Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
4. Strategi defentif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang
menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn a round) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
5.  Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
(David,p.231,2004)  

BAB III
Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Berfokus ke  manajemen usaha dan strategi usaha didaerah Bali terutama di pusat oleh-oleh Dewata.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan observasi secara langsung dengan pemilik pusat oleh – oleh Dewata Bali namun diwakilkan oleh salah satu marketing perusahaan tersebut karena pemilik berhalangan hadir.

Teknik  Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Studi Pustaka, Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengkaji buku-buku maupun jurnal  ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis yang sesuai dengan penelitian ini.
2.      Wawancara, observasi.

BAB IV
PEMBAHASAN
Cara merintis usaha pusat oleh – oleh Dewata Bali
Kisah berdirinya pusat perbelanjaan Wisata Belanja Dewata Pusat Oleh-Oleh Khas Bali ini, bermula pada tahun 1990, saat ia kuliah di Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar.  Saat itu ia berkenalan dengan Gusti Putu Darmayuda, atau Agung Darmayuda seorang pegawai negeri di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Denpasar.
Dari perkenalan ini keduanya saling menaruh perhatian dan berujung pada jatuh hati. Namun sayang, hubungan itu tidak mendapat restu orang tua Kadek. Tentu ini membuat hatinya teriris, pedih dan kecewa. Orang tua Kadek yang saat itu melihat sosok Agung bukan pria yang layak untuk menda
mpingi putrinya. Padahal Bagi Kadek, cinta bukan melihat penampilan dan kekayaan. Cinta itu muncul dari ketulusan hati yang paling dalam jujur dan apa adanya.
Kadek berada ada di persimpangan jalan. Jika menuruti kehendak orang tua, hatinya hancur karena harus berpisah dengan pria yang dicintainya. Namun jika membangkang kehendak orang tua, resikonya ia harus bisa hidup mandiri. Atau paling tidak, akan menimbulkan ketidaknyamanan hubungan antara anak dan orang tua. Diantara dua pilihan yang sama-sam
a berat itu akhirnya ia memilih untuk mendampingi pria yang dicintainya. Perasaan gundah dan sedih ini justru membangkitkan semangat dan keberanian untuk belajar hidup mandiri.

Sekeluarnya dari perusahaan garmen itu kemudian muncul ide untuk mencari order yang bisa dikerjakan di rumah, yakni pembuatan mute dan sekuin. Pekerjaan borongan ini bisa dikerjakan sendiri di rumah selebihnya dilimpahkan kepada masyarakat sekitarnya. Dengan begitu, ia juga bisa memberikan pekerjaan kepada masyarakat di sekitarnya sekaligus ikut menumbuhkembangkan home industri.
Ide itu juga disetujui oleh sang pacar yakni Agung, sehingga ia semakin bersemangat. Keseriusannya dalam menjalankan usaha di rumah itu akhirnya ia mendapat kepercayaan dan order pembuatan sekuin untuk 1000 baju. Borongan pekerjaan itu kemudian dibawa pulang untuk dikerjakan di rumah selebihnya ia diberikan kepada tetanggga dikampung dan daerah lain seperti Negara, dan Singaraja.
Karena kerepotan maka di rumah akhirnya kadek imawati merekrut tiga karyawan. Bermodalkan KTP sang pacar ternyata Bank percaya untuk memberikan pinjaman modal. Waktu itu ia sempat berbohong bahwa kami suami istri.
Pinjaman modal sebesar Rp 200 ribu untuk membeli bahan sekuin. Dalam perjalanannya, usahanya terus mengalami perkembangan. Kadek pun merambah ke desain yang karya-karya banyak diminati . Kemudian ia mendapat order dengan harga lumayan. Bahkan hasilnya bisa untuk membeii mobil.
Saya dengan Pak Agung merasa bahagia sekali karena sebelumnya kalau mau apel, Pak Agung ke rumah jalan kaki karena sepeda pun tak punya,” paparnya. Dalam perkembangannya, Tuhan terus memberikan jalan terbaik. Selama tiga setengah tahun perjalanan usahanya itu terus mengalami perkembangan. Melihat kesungguhan putri dan calon pasangannya itu, yang tadinya orangtua tidak menyetujui hubungan itu akhirnya luluh dan kemudian tahun 1994 ia menikah. Setahun kemudian lahir anak pertama dengan nama Angga.
Usahanya kian maju dan berhasil mendirikan usaha lain yang sinergi dengan konveksi yakni Angga Collection bergerak di bidang konveksi, Dewata Kaos, pusat oleh-oleh, dewata gym dan dwik b
ordir.
Mempertahankan eksistensi usaha pusat oleh – oleh dewata Bali
Strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan
Setiap perusahaan bersaing melakukan strategi pemasaran agar tetap eksis dalam dunia usaha. Perubahan ini menuntut kreativitas setiap perusahaan agar dapat menyempurnakan dan
mengembangkan produk yang ada. Pengembangan produk baru ini akan membentuk masa depan perusahaan. Dalam hal ini strategi pemasaran bisa yang dilakukan oleh dewata konveksi yang dilakukan yaitu dengan pengembangan produk baru melalui beberapa macam strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, salah satunya adalah strategi diversifikasi produk. Strategi yang digunakan oleh perusahaan dapat berbeda-beda yang kesemuanya itu berdasarkan kepada kebijakan perusahaan atau juga disesuaikan dengan Visi dan Misi serta tujuan perusahaan dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Dewata konveksi mencoba untuk membuat apa saja yang bisa terjual dan menerapkan berbagai strategi untuk memasarkan produknya sehingga dapat mengungguli persaingan. Dengan demikian hal yang perlu untuk dipahami adalah bagaimana industry ini mempertahankan posisi pasar dengan strategi-strategi khusus. Strategi merupakan tindakan incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan dimasa depan. Dengan strategi yang tepat, seluruh sumberdaya perusahaan
dikerahkan menjadi kekuatan yang luar biasa besarnya untuk diarahkan kepada pencapaian misi perusahaan sehingga
menjanjikan ketercapaian visi. Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya muncul sebagai respon terhadap ancaman yang diterima (misalnya, banyak pendatang baru pada bidang yang sama,pergeseran selera konsumen, atau peraturan pemerintah yang baru) atau kesempatan (misalnya, inovasi teknologi, pengembangan aplikasi baru dari produk yang sudah ada, atau deversifikasi produk). Diversifikasi ialah usaha memperluas macam barang yang akan dijual dan merupakan sebuah strategi perusahaan untuk menaikkan penetrasi pasar. Ini merupakan usaha yang berlawanan dengan spesialisasi. Ada berbagai alasan-alasan yang mendorong perusahaan dewata konveksi mengadakan diversifikasi produk. Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi pendorong utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen atau paling tidak pendapatan stabil, sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain. Dalam lingkungan bisnis strategi diversifikasi produk merupakan salah satu strategi yang bijak untuk diimplementasikan dalam perusahaan agar perusahaan tetap bertahan eksistensinya. Selain itu dewata konveksi menggunakan beberapa kekuatan yang dimilikinya untuk tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan tetap menggunakan bahan dasar kain kaos yang bagus untuk pembuatan barangnya dan yang pasti menggunakan keahlian pemilik yang memiliki pengetahuan sangat bagus mengenahi berbagai macam kain serta hanya meproduksi barang di satu tempat saja. Dewata konveksi juga menjalin hubungan baik dengan para pengusaha lain bahkan mau bekerja sama tanpa memilikan bahwa mereka adalah pesaing sehingga dengan ini para pengusaha pengusaha ini mampu mengembangkan usahanya bersama-sama di jalurnya masing-masing.
Strategi pemasaran
Cara pemasarannya yaitu dengan adanya marketing, dan disitu pemilik tersebut terjun langsung dalam hal pemasaran dan dibantu oleh beberapa tenaga marketing lainnya yang ada di dalam maupun di luar Bali.
Kekuatan dan kelemahan yang dialami
Kekuatan Perusahaan
Ada beberapa hal yang menjadi kekuatan dalam berjalannya usaha Dewata Konveksi ini yaitu :
1. Pemilik memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenahi berbagai macam kain
2. Mengutamakan pelayanan yang sopan dan ramah terhadap pelanggan
3. Penggunaan kain dan sablon yang berkualitas tinggi (tidak pecah dan tidak lengket)
4. Mendidik karyawan dari yang belum berpengalaman dan tidak berpendidikan menjadi tenaga yang terampil
Kelemahan Perusahaan
Dalam pelaksanaan perkembangan usaha Dewata konveksi ada juga hal-hal yang menjadikan kelemahan usaha ini yaitu :
1. Strategi pemasaran masih sangat rendah / minim
2. Pemilik harus turun langsung menjadi pemasar
3. Tidak dilakukan promosi dan periklanan secara rutin
4. Kurang luasnya lahan parkir saat kondisi ramai



Daftar pustaka
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis:Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba4
Musyadar Achmad. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Terbuka


























9 komentar:

  1. Kelompok 12
    Langkah-langkah apa saja yang akan kalian lakukan apabila kinerja pemasaran tidak sesuai dengan target yang diinginkan jika kalian menjadi seorang wirausaha ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut kelompok kami apabila pemasaran tidak sesuai dengan target yang perusahaan inginkan, sebagai wirausahawan kita harus mengevaluasi apa yang menjadi kendala maupun kelemahan sehingga terjadi kegagalan dalam memasarkan produk, setelah itu mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, terimakasih

      Hapus
  2. Kenapa dengan pemilik terjun langsung menjadi pemasar bisa menjadi kelemahan perusahaan? #kelompok11

    BalasHapus
  3. Menurut kelompok kalian bagaimana cara membuat kelemahan perusahaan agar bisa menjadi kekuatan perusahaan? Kelompok 10

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut kelompok kami kelemahan perusahaan dapat menjadi sebuah kekauatan perusahaan misalnya dalam pembuatan pie susu di pusat oleh oleh Dewata ini tidak menggunakan gula sebagai pemanis, namun hanya menggunakan manisnya susu, dan itu pasti rasa manis yang dihasilkan oleh susu tidak semanis yang dihasilkan oleh gula, namun hal itu yang akan menjadikan ciri khas maupun kekuatan dalam sebuah perusahaan. terimakasih

      Hapus
  4. bagaimana cara mempertahankan produksi konveksi agar tetap eksis dikalangan masyarakat ?#kelompok 4

    BalasHapus
  5. Persaingan itu tentu banyak.. Lalu menurut kalian hal apa yang dilakukan dewata oleh-oleh sehingga barang yang ada pada dewata tetap menjadi salah satu pilihan yang akan dikunjungi oleh para wisatawan dan apakah yang dilakukan tersebut efektif ? Kelompok 9 (fahriyanto,lia,dara)

    BalasHapus
  6. Menurut kelompok kalian, dalam usaha Dewata Bali jenis strategi apa yang digunakan? Berikan alasannya! Terimakasih..
    Kelompok 13

    BalasHapus